Sabtu, 30 Januari 2016

Konsep Dasar Penilaian Dalam Pembelajaran

Sebelum membicarakan penilaian dalam pembelajaran, ada baiknya kita menyamakan persepsi terlebih dahulu tentang konsep dan pengertian yang akan kita gunakan. Pada saat membicarakan masalah penilaian, kita sering menggunakan beberapa istilah seperti tes, pengukuran, asesmen dan evaluasi yang digunakan secara timpang tindih.

Kita sering rancu dalam menggunakan istilah-istilah tersebut karena keempat istilah itu terjadi dalam satu kegiatan yaitu pada saat kita menilai hasil belajar siswa. Contoh: pada ulangan harian, Maky dapat menjawab tiga dari lima pertanyaan tes uraian tetapi pada ulangan harian sebelumnya Maky hanya dapat mengerjakan dua dari lima butir soal yang disediakan. Dari data tersebut anda menyatakan bahwa Maky telah mengalami kemajuan dalam belajar. Ini berarti pembelajaran yang anda lakukan cukup berhasil. Dari contoh tersebut, sebenarnya anda telah melakukan tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi.

Pertanyaan-pertanyaan yang anda berikan kepada Maky adalah contoh alat ukur untuk mengukur hasil belajar Maky. Alat ukur tersebut mengacu pada pengertian tes. Keberhasilan Maky menjawab dengan benar tiga dari lima pertanyaan merupakan hasil dari pengukuran. Penggunaan alat ukur yang menghasilkan angka-angka ini mengacu pada pengertian pengukuran. Setelah anda membandingkan hasil ulangan harian pertama dan kedua, anda menilai bahwa Maky telah meningkat hasil belajarnya. Pernyataan ini mengacu pada pengertian asesmen. Sedangkan pernyataan anda tentang keberhasilan pembelajaran yang telah anda lakukan telah mengacu pada pengertian evaluasi. Hasil evaluasi pembelajaran diharapkan dapat mendorong guru untuk  mengajar lebih baik dan mendorong siswa untuk belajar lebih baik.

1. Tes
Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang sifat atau atribut pendidikan dimana dalam setiap butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Dengan demikian maka setiap tes menuntut siswa untuk memberi respon atau jawaban. Respon yang diberikan oleh siswa dapat benar atau salah. Jika respon yang diberikan siswa benar maka kita katakan siswa tersebut telah mencapai tujuan pembelajaran yang kita ukur melalui butir soal tersebut. Tetapi jika respon yang diberikannya salah berarti mereka belum dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ingin kita ukur.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tes merupakan alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban benar atau salah. Yang termasuk dalam kelompok tes antara lain tes objektif dan tes uraian.

2. Pengukuran
Semua kegiatan didunia ini tidak akan bisa lepas dari masalah pengukuran. Keberhasilan suatu program pendidikan hanya dapat diketahui setelah dilakukan pengukuran.

Dalam melakukan pengukuran kita harus berupaya agar kesalahan pengukurannya sekecil mungkin. Untuk itu diperlukan alat ukur yang dapat menghasilkan hasil pengukuran yang valid dan reliabel. Jika dalam melakukan pengukuran kita banyak melakukan kesalahan maka hasil pengukurannya tidak dapat menggambarkan skor yang sebenarnya dari objek yang kita ukur. Dalam memberi skor kepada siswa, guru harus melakukannya secara konsisten sehingga tidak akan terjadi bias pengukuran.

3. Asesmen
Dilapangan banyak guru yang belum mengetahui dengan benar konsep asesmen dan evaluasi. Salah satu yang sering digunakan untuk mewadahi kegiatan asesmen dan evaluasi adalah penilaian. Penggunaan istilah penilaian untuk mewadahi kedua kegiatan tersebut sebenarnya tidak terlalu salah karena dalam konsep asesmen dan evaluasi mengandung unsur pengambilan kesimpulan.

Asesmen merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar siswa. Berbagai jenis tagihan yang digunakan dalam asesmen antara lain: kuis, ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok, ulangan akhir semester, laporan kerja dan lain sebagainya.

4. Evaluasi
Jika kita bicara asesmen dan evaluasi dalam pembelajaran maka lingkup asesmen hanya pada individu siswa dalam kelas sedangkan lingkup evaluasi adalah seluruh komponen dalam program pembelajaran tersebut.

Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian serta pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, manajemen pendidikan, dan reformasi pendidikan secara keseluruhan.

Evaluasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas, kinerja, atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Agar dapat meningkatkan kualitas, kinerja dan produktivitas maka kegiatan evaluasi selalu didahului dengan kegiatan pengukuran dan asesmen.

Tyler menyatakan bahwa evaluasi merupakan proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai. Pada hakekatnya evaluasi memuat masalah informasi dan kebijakan yaitu informasi tentang pelaksanaan dan keberhasilan suatu program yang selanjutnya digunakan untuk menentukan kebijakan berikutnya. Kalau anda akan mengevaluasi program pembelajaran yang telah anda lakukan maka anda harus mengevaluasi pelaksanaan dan keberhasilan dari program pembelajaran yang telah anda rencanakan. Hasil evaluasi pembelajaran diharapkan dapat mendorong guru untuk mengajar lebih baik dan mendorong siswa untuk belajar lebih baik.

Semoga bermanfaat...