Kamis, 11 Februari 2016

PENILAIAN PROSES PEMBELAJARAN



HAKIKAT PENILAIAN OTENTIK

Hakikat penilaian pendidikan menurut konsep authentic assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data yang dikumpulkan guru mengindikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan dalam belajar, guru segera bisa mengambil tindakan yang tepat. Karena gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan di sepanjang proses pembelajaran, asesmen tidak hanya dilakukan di akhir periode (semester) pembelajaran seperti pada kegiatan evaluasi hasil belajar tetapi dilakukan bersama dan secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran (Nurhadi, 2004: 168).

Penilaian otentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau konteks “dunia nyata”, yang memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam pemecahan. Dengan kata lain, assessment otentik memonitor dan mengukur kemampuan siswa dalam bermacam-macam kemungkinan pemecahan masalah yang dihadapi dalam situasi atau konteks dunia nyata. Dalam suatu proses pembelajaran, penilaian otentik mengukur, memonitor dan menilai semua aspek hasil belajar (yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran, maupun berupa perubahan dan perkembangan aktivitas, dan perolehan belajar selama proses pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas. Penilaian otentik juga disebut dengan penilaian alternatif.

Suatu bentuk penilaian dimana siswa diminta menunjukkan kemampuan mengerjakan tugas real didunianya (pengalaman nyata). Bila mampu melakukan tugas real yang memang adalah bagian dari yang dituntut berarti keterampilan dan pengetahuan dari siswa itu mempunyai makna (Jon Mueller, 2006:1)

Pelaksanaan penilaian otentik tidak lagi menggunakan format-format penilaian tradisional (multiple-choice, matching, true-false, dan paper and pencil test), tetapi menggunakan format yang memungkinkan siswa untuk menyelesaikan suatu tugas atau mendemonstrasikan suatu performasi dalam memecahkan suatu masalah. Format penilaian ini dapat berupa : a) tes yang menghadirkan benda atau kejadian asli ke hadapan siswa (hands-on penilaian), b) tugas (tugas ketrampilan, tugas investigasi sederhana dan tugas investigasi terintegrasi), c) format rekaman kegiatan belajar siswa (misalnya : portfolio, interview, daftar cek, presentasi oral dan debat).

Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian (assesment) bukanlah untuk mencari informasi tentang belajar siswa. Pembelajaran yang benar seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari (learning how to learn), bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode pembelajaran (Nurhadi, 2004: 168).  Dalam penilaian otentik, siswa ditantang dengan dunianya sehari-hari guna menghasilkan suatu yang abstrak.

PRINSIP PENILAIAN OTENTIK
1.      Proses penilaian harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran. Artinya penilaian dilihat dari proses bukan pada hasil. Bagaimana cara membelajarkannya, transformasi dari formula ke bentuk konkrit.
2.      Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata. Misalnya memberikan soal harus sesuai dengan batas kemampuan siswa.

Beberapa karakteristik penilaian otentik adalah sebagai berikut:
a.       penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran.
b.      penilaian mencerminkan hasil proses belajar pada kehidupan nyata.
c.       menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan metode yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
d.      penilaian harus bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran. (Santoso, 2004).
Sedangkan Nurhadi (2004:173) mengemukakan bahwa karakteristik authentic assesment adalah sebagai berikut:
a.       melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience)
b.      dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
c.       mencakup penilaian pribadi (self assesment) dan refleksi
d.      yang diukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta
e.       berkesinambungan
f.       terintegrasi
g.      dapat digunakan sebagai umpan balik
h.      kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas

Tujuan penilaian otentik itu sendiri adalah untuk: 1) menilai kemampuan individu melalui tugas tertentu, 2) menentukan kebutuhan pembelajaran, 3) membantu dan mendorong siswa, 4) membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik, 5) menentukan strategi pembelajaran, 6) akuntabilitas lembaga, dan 7) meningkatkan kualitas pendidikan (Santoso, 2004).

Pada pelaksanaannya penilaian otentik ini dapat menggunakan berbagai jenis penilaian diantaranya adalah: 1) tes standar prestasi, 2) tes buatan guru, 3) catatan kegiatan, 4) catatan anekdot, 5) skala sikap, 6) catatan tindakan, 7) konsep pekerjaan, 8) tugas individu, 9) tugas kelompok atau kelas, 10) diskusi, 11) wawancara, 12) catatan pengamatan, 13) peta perilaku, 14) portofolio, 15) kuesioner, dan 16) pengukuran sosiometri (Santoso, 2004).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar