HAKIKAT PENILAIAN OTENTIK
Hakikat penilaian pendidikan menurut konsep authentic
assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran
perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui
oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan
benar. Apabila data yang dikumpulkan guru mengindikasikan bahwa siswa mengalami
kemacetan dalam belajar, guru segera bisa mengambil tindakan yang tepat. Karena
gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan di sepanjang proses
pembelajaran, asesmen tidak hanya dilakukan di akhir periode (semester)
pembelajaran seperti pada kegiatan evaluasi hasil belajar tetapi dilakukan
bersama dan secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran
(Nurhadi, 2004: 168).
Penilaian otentik adalah suatu penilaian
belajar yang merujuk pada situasi atau konteks “dunia nyata”, yang memerlukan
berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang memberikan kemungkinan
bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam pemecahan. Dengan kata
lain, assessment otentik memonitor dan mengukur kemampuan siswa dalam
bermacam-macam kemungkinan pemecahan masalah yang dihadapi dalam situasi atau
konteks dunia nyata. Dalam suatu proses pembelajaran, penilaian otentik
mengukur, memonitor dan menilai semua aspek hasil belajar (yang tercakup dalam
domain kognitif, afektif, dan psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir
dari suatu proses pembelajaran, maupun berupa perubahan dan perkembangan
aktivitas, dan perolehan belajar selama proses pembelajaran didalam kelas
maupun diluar kelas. Penilaian otentik juga disebut dengan penilaian
alternatif.
Suatu bentuk penilaian dimana siswa diminta
menunjukkan kemampuan mengerjakan tugas real didunianya (pengalaman nyata). Bila
mampu melakukan tugas real yang memang adalah bagian dari yang dituntut berarti
keterampilan dan pengetahuan dari siswa itu mempunyai makna (Jon Mueller,
2006:1)
Pelaksanaan penilaian otentik tidak lagi
menggunakan format-format penilaian tradisional (multiple-choice, matching,
true-false, dan paper and pencil test), tetapi menggunakan format
yang memungkinkan siswa untuk menyelesaikan suatu tugas atau mendemonstrasikan
suatu performasi dalam memecahkan suatu masalah. Format penilaian ini dapat
berupa : a) tes yang menghadirkan benda atau kejadian asli ke hadapan siswa (hands-on
penilaian), b) tugas (tugas ketrampilan, tugas investigasi sederhana dan
tugas investigasi terintegrasi), c) format rekaman kegiatan belajar siswa
(misalnya : portfolio, interview, daftar cek, presentasi oral dan debat).
Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian
(assesment) bukanlah untuk mencari informasi tentang belajar siswa.
Pembelajaran yang benar seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar
mampu mempelajari (learning how to learn),
bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode
pembelajaran (Nurhadi, 2004: 168). Dalam
penilaian otentik, siswa ditantang dengan dunianya sehari-hari guna menghasilkan
suatu yang abstrak.
PRINSIP
PENILAIAN OTENTIK
1. Proses penilaian harus merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah
dari proses pembelajaran. Artinya penilaian dilihat dari proses bukan pada hasil.
Bagaimana cara membelajarkannya, transformasi dari formula ke bentuk konkrit.
2. Penilaian harus mencerminkan masalah
dunia nyata. Misalnya memberikan soal harus sesuai dengan batas kemampuan
siswa.
Beberapa
karakteristik penilaian otentik adalah sebagai berikut:
a. penilaian merupakan bagian dari
proses pembelajaran.
b. penilaian mencerminkan hasil proses
belajar pada kehidupan nyata.
c. menggunakan bermacam-macam
instrumen, pengukuran, dan metode yang sesuai dengan karakteristik dan esensi
pengalaman belajar.
d. penilaian harus bersifat
komprehensif dan holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran. (Santoso,
2004).
Sedangkan
Nurhadi (2004:173) mengemukakan bahwa karakteristik authentic assesment adalah
sebagai berikut:
a. melibatkan pengalaman nyata
(involves real-world experience)
b. dilaksanakan selama dan sesudah
proses pembelajaran berlangsung
c. mencakup penilaian pribadi (self
assesment) dan refleksi
d. yang diukur keterampilan dan
performansi, bukan mengingat fakta
e. berkesinambungan
f. terintegrasi
g. dapat digunakan sebagai umpan balik
h. kriteria keberhasilan dan kegagalan
diketahui siswa dengan jelas
Tujuan penilaian otentik itu sendiri adalah untuk: 1)
menilai kemampuan individu melalui tugas tertentu, 2) menentukan kebutuhan
pembelajaran, 3) membantu dan mendorong siswa, 4) membantu dan mendorong guru
untuk mengajar yang lebih baik, 5) menentukan strategi pembelajaran, 6)
akuntabilitas lembaga, dan 7) meningkatkan kualitas pendidikan (Santoso, 2004).
Pada pelaksanaannya penilaian otentik ini dapat
menggunakan berbagai jenis penilaian diantaranya adalah: 1) tes standar
prestasi, 2) tes buatan guru, 3) catatan kegiatan, 4) catatan anekdot, 5) skala
sikap, 6) catatan tindakan, 7) konsep pekerjaan, 8) tugas individu, 9) tugas
kelompok atau kelas, 10) diskusi, 11) wawancara, 12) catatan pengamatan, 13)
peta perilaku, 14) portofolio, 15) kuesioner, dan 16) pengukuran sosiometri
(Santoso, 2004).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar